Dengan
dirimu ku jalani hariku , dalam dirimu ku curahkan hatiku . dan dalam dirimu
semua tentang dia ada. Kau ada disaat sepiku , kau ada disaat sedihku , kau ada
disaat senangku , kau temanku , sahabat bisuku .
Diary , bertahun –tahun aku bersamamu
, tak bisa aku bayangkan hariku tanpa dirimu . Semua pasti jadi sebuah
unek-unek diri yang jauh terpendam dalam hati yang suatu saat bisa meledak jadi
emosi .
Bayangan buruk itu pun terjadi ,
diaryku hilang “Diary, dimana kamu?”
dalam hatiku bertanya gelisah . Pikiranku tak karuan “Bagaimana kalau diaryku
dibaca orang?” kata-kata itu selalu terngiang di pikiranku . Malam hari aku
terdiam memikirkan diaryku , biasanya seusai belajar aku selalu mencurahkan
hatiku dalam diary , namun sekarang ? dia tak ada .
Hari-hariku terasa hambar , aku merasa
tertekan karena kehilangan diary membuatku menahan semua rasa di hatiku .
Sampai suatu ketika ada seorang cowok datang ke kelasku , “Ini punya kamu kan?
aku menemukannya di jalan tergeletak , jadi aku pungut deh!” ujarnya sembari
menyodorkan sebuah buku . Aku menerimanya sambil tersenyum haru karena diaryku
ketemu , “Iya ini punya ku , makasih ya udah ngembaliin. Tapi kamu kok bisa tau
ini punya ku?” Tanyaku heran . “Aku buka bukunya” jawabnya santai . Aku kaget
mendengar jawabannya dalam hatiku bertanya-tanya “Berarti dia tau isi diary ku
dong?” aku takut dia tau , karena di buku ini juga ada tentang dirinya , cowok
yang selama ini aku sukai , Ranu .
Setelah kejadian itu , aku selalu malu saat bertemu Ranu , aku
selalu menghindar saat bertemu dia , aku takut karena kebodohanku yang tak bisa
menjaga diary dengan baik membuatku
terlihat memalukan di depan Ranu . Setiap di sekolah aku selalu begiru pada dia
, tapi waktu aku ke kantin , tiba-tiba Ranu menghampiriku .
“eee....aaaa...daaa...apaa Ran?” tanyaku terbata-bata .
“aku mau ngomong sesuatu sama kamu,
bisa nggak?” tanyanya.
“eeee... ngomong aja Ran” jawabku
takut .
“aku suka sama kamu , aku baca diary
kamu waktu itu , maaf aku lancang” ujarnya.
“aaappaa? Kaaa...mu baca buku diary
ku?” tanyaku kaget.
“iya maaf, maaf aku lancang” dia
menunduk bersalah .
“hmm , iya aku maafin lagian udah
terlanjur juga kan!”
“beneran? Terus kita sekarang?”
tanyanya penasaran dengan senyum di wajahnya.
“yaudah , dijalani saja dulu” jawabku
dengan senyum.
Saat itu pula aku bersama Ranu , kebersamaan yang timbul
karena sebuah kecerobohan , memang di dunia ini semua permasalahan pasti ada
hiokmanya tersendiri , tinggal bagaimana kita meyikapinya saja . Sahabat bisuku
yang selalu menemaniku pun kembali , kini aku pun bersamanya , Ranu .
#Menerima Komentar :)